Mahasiswa Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung Menjadi Delegasi International Zero Waste Cities Conference
Konsep zero waste merupakan solusi bagi masalah sampah, sekaligus menjadi sumber daya bagi pembangunan menuju kota yang berkelanjutan. Konsep tersebut dapat direalisasikan dengan mengubah cara penanganan sampah yang disertai pengembangan sistem ekonomi yang mampu menciptakan nilai dari daur material. Oleh karena itu, Aliansi Zero Waste lndonesia (AZWI) bekerja sama dengan Direktorat Jendral Pegelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, menyelenggarakan International Zero Waste Cities Conference (lZWCC) pada tanggal 5-7 Maret. AZWI juga akan berkolaborasi dengan Pemprov Jabar, Pemkot Bandung, Pemkot Cimahi, dan Pemkab Bandung. Konferensi itu diadakan dalam rangka tiga bulan bebas sampah dan memperingati Hari Peduli Sampah Nasional 2018.
Kegiatan Internasional Zero Waste City Conference (IZWCC) diselenggarakan pada hari senin (4/3/2018) di The Papandayan Hotel Bandung. IZWCC dihadiri puluhan walikota, tokoh masyarakat dari dalam dan luar negeri serta Ratusan komunitas/organisasi/pegiat dan praktisi yang bergelut di isu lingkungan dan persampahan Indonesia dan internasional.
Menurut salah satu delegasi Internasional Zero Waste City Conference (IZWCC) Ayu Wiharyati yang merupakan mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung dengan mengutip pesan para narasumber, bahwa penerapan zero waste dan model circular economy dapat digunakan sebagai konsep pembangunan kota yang dapat menjadi solusi menarik bagi para pemimpin dan pengambil kebijakan di Indonesia. IZWCC menghadirkan perspektif baru bagi para pengambil kebijakan kota dalam mengelola sampah yang terintegrasi melalui peningkatan ekonomi dan kualitas hidup masyarakat. Zero waste atau nol sampah adalah filosofi mempromosikan pengelolaan daur hidup material sehingga semua produk dapat digunakan kembali. Menitikberatkan pemanfaatan dan penggunaan kembali sumber daya alam secara berkelanjutan dan dalam circular economy, model ekstraktif yang berkutat pada aktivitas ambil-buat-buang telah ditinggalkan (Abu Rafaer).